Sabtu, 01 Desember 2012

Pemberi Syafa'at


Ya Rasulallah…..
Engkaulah Pemberi Syafaat
Pada Setiap Umat Di Seluruh Jagat
Karena Engkaulah Pemimpin kami
Tak ada yang dapat menggantikannya
Engkau utusan Allah

Ya Rasulallah…..
Tangan kecil yang berlumuran dosa ini
menadah,mengharap bimbinganmu
Disetiap desah nafasku

Ya Rasulallah…..
Tubuh kecil,lemah tak berdaya ini
Sungguh dholim Selalu
Tiada arti diriku tanpa engkau ya Rasulallah….

Tolonglah umatmu yang buta ini
Tolonglah umatmu yang lumpuh ini
Karena kedholiman kami
Karena dosa yang selalu kami perbuat
Jangan ya Rasulallah….
Jangan hindari kami

Karena engkaulah pemimpain kami
Didunia dan Akhirat nanti



KAU TUHAN KU


KAU “ALLAH” Cahaya di atas cahaya
Sekuat apapun pohon itu tegak berdiri
Perlahan ia pun akan tumbang
Termakan oleh usia atau hempasan angin kencang
Yang menggoyahkan akar-akar di bawahnya …
Ketika saat itu terjadi
Tak pernah kita bayangkan
Betapa hidup ini adalah untuk sementara saja
Atas apapun yang telah menjadi kehendak-Nya …
Ya Allah, Kau cahaya di atas cahaya
Kau telah tentukan sebelumnya, apa yang belum kami rasakan
Ku coba tuk terus bertahan
Dalam menghadapi segala cobaan-cobaan-Mu …
Dan kami semua tahu
Kami hanyalah hamba-Mu
Yang penuh dengan segala kelemahan dan kekurangan
Sujud kami mengharap pertolongan dari-Mu …
Ya Allah, detik-detik yang Kau ciptakan dalam perjalanan kami
Kami yakin bahwa kan ada hikmah di balik semua itu
Semoga kami bisa bersabar dan berlindung pada-Mu
Tuk selalu mencari cinta, kasih dan ridho-Mu di dunia ini … (Amin)

Minggu, 16 September 2012

Arti Kesulitan Hidup



''Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).'' (QS Al-Insyiqaaq [84]: 19).

Kalau kita mencoba merenungkan dan mendalami realitas kehidupan manusia di dunia, dengan lebih menekankan pada usaha memahami dari aspek metafisisnya, maka secara fundamental kehidupan manusia tiada yang sulit. Karena, manusia sesungguhnya tinggal menjalani kodrat.

Untuk itu manusia dibekali Allah kemampuan fisik, kecerdasan, dan hati nurani untuk mengaktualisasikan diri mengatasi kesulitan yang dihadapi. Secara fisik kesulitan bisa terjadi, karena seluruh kemampuan organik seseorang kenyataannya akan menurun secara alamiah, sementara tantangan yang dihadapinya berkembang makin kompleks. Tetapi, apakah hidup hakikatnya sulit?

Jika kita coba memaknai realitas kesulitan, dan kita melihatnya dari sisi lain, ternyata kesulitan dapat membawa manusia semakin kuat, dan tanpa adanya kesulitan, takkan pernah ada kemajuan. Manusia adalah ''makhluk belajar'', dia belajar dan jadi kuat karena menghadapi tantangan kesulitan. Tanpa kesulitan, daya kekuatan nalar lebih yang dimiliki manusia ketimbang makhluk lain, tidak akan ada artinya dan tiada manfaatnya. Tanpa kesulitan daya nalar manusia akan mati, dan keseluruhan akan menjatuhkan eksistensi manusia sendiri dalam kehidupan dinamis dan penuh perubahan.

Kesulitan hidup dilihat dari sumber kehidupan, merupakan jalan pendakian menuju puncak keilahian. Karena itu, kesulitan hidup jangan dikeluhkan, apalagi dicaci maki, karena akan menghancurkan kemampuan yang dimilikinya, dan sebaiknya kesulitan hidup harus dijalani sebagai langkah menuju Ilahi.

Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Jangan mengeluh, karena keluhan akan membuat kesulitan terasa semakin berat dijalani. Sebagai jalan pendakian kenikmatan dan kebahagiaan dalam menghadapi kesulitan segera datang, ketika kita sudah melewatinya dan berada di puncak, seketika itu ada pencerahan yang terbit dan menguak cakrawala kehidupan spiritualitas yang amat luas, dan membahagiakan.

Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ...'' (QS Al-Insyiqaaq [84]: 19). Kesulitan adalah tingkatan untuk menjadi manusia yang berkelas. Dan Dia menjanjikan, ''Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS Alam Nasyrah [94]: 6).

Itulah ajaran Islam yang menyemangati kehidupan ini, akhirnya kita mohon kepada Allah karunia yang terbaik dalam rangka memberikan pengabdian yang seoptimal mungkin.